Protes itu salah satunya didasari lantaran banyak pihak yang menilai kesenian yang kerap dijadikan pengiring pawai pengantin itu punya sisi negatif yang belum bisa dihilangkan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Kesenian Lombok Timur (Lotim), Ashwan Dailani mengatakan masifnya gerakan protes atas penolakan hingga saran pembubaran kecimol itu seharusnya dikaji lebih dahulu dengan perspektif yang luas.
“Selain melihat efek yang ditimbulkan, terlepas dari kisruh pelaku kecimol dengan masyarakat.
“Dari beberapa sumber yang saya dengar dan serap adalah genre musik kreasi kecimol bukan tradisi yang lahir di tanah Lombok Timur atau NTB yang sangat religius ini,” jelasnya.
“Sekali lagi tidak ada karya seni yang tidak indah.